Mengenali Watak Manusia

Kalau disuruh memilih dari empat profesi :

1. ARTIS,

2. SUTRADARA,

3. PENONTON dan  

4. PENULIS SKENARIO,

kamu akan memilih apa??”

begitulah kira-kira pertanyaan yang dilontarkan oleh ibu DR. Aisah Dahlan , seorang dokter yang mengambil ilmu lanjutannya dalam bidang narkoba.

Oke, kemudian setelah mengambil pilihan di kesempatan pertama, silakan pilih satu lagi!

Pertanyaan tersebut bukan sembarang pertanyaan, namun metode singkat dan spontan itu dapat menganalisa watak manusia dengan keakuratan sekitar 80%. Setiap manusia memiliki Watak dasar/utama yang dominan dan kombinasi tipe watak lainnya. Dalam pertanyaan bu Aisah di atas, jawaban dari pertanyaan pertama, merupakan watak dasar kita.

Penasaran kan? 🙂 , jadi…profesi di atas mewakili dari 4 tipe watak:

1. ARTIS –Pembicara /Sanguinis      —seperti sahabat nabi Ali bin Abi tholib

Hasrat : Gembira

(+) Kreatif/ banyak ide, ingin menggembirakan orang

(-)  Susah follow up ide (karena punya byk ide), tidak detil, sering lupa, tidak bisa diam, rada selebor.

 2. SUTRADARA –Pelaku  / Koleris      —seperti Umar bin Khattab

Hasrat : Mengatur

(+) Gerak Cepat, Keyakinan tinggi, cepat ambil keputusan. Orang tipe ini bisa “loncat” saat bangun tidur. :))

(-) Jika tidak “dipoles”, akan dianggap Bossy.

3. PENONTON — Pengamat / Plegmatis  — seperti Abu Bakar

Hasrat : Damai

(+) Ingin ketenangan, damai.

(-) Suka menunda-nunda, tidak bisa gerak cepat , energinya habis untuk mengendalikan perasaannya sendiri … karena itu, biasanya orang dengan watak ini gampang tertidur untuk mengembalikan energinya..dan kalau bangun tidur loadingnya lama :))

4. PENULIS SKENARIO — Pemikir / Melankolis  — seperti Ustman bin Affan

Hasrat : Sempurna  (quick test: tanpa diajari, mengeluarkan pasta gigi dari bawah ke atas)

(+) Detil, terencana, mendalam, menyenangi rumah yang biasa ditinggali.

(-) Lama mengambil keputusan, tidak bisa dadakan, suka stress karena ingin sempurna, agak susah beradaptasi di tempat yang baru..karena kebanyakan mikir/menduga2.

==========================================================================

Kajian yang diadakan oleh kepengurusan masjid dan perkumpulan Liqo di perumahan Griya Tugu Asri-Depok, pada 14 September 2014 lalu, memiliki tema ” Mengenal Dan Memahami Watak”.

Bu Aisah, dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya dan juga dengan gayanya yang komunikatif, menjelaskan mengenai otak manusia yang terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu otak kanan dan kiri. Setiap bagian otak kanan dan kiri memiliki bagian-bagian (yang nama-namanya tidak tercatat semuanya oleh saya…maaf yah 😀 ), diantaranya adalah Lobus Frontalis dan Lobus Peritalis.

  • Lobus Frontalis terletak di depan (di sekitaran dahi atas) –> disinilah proses pembelajaran manusia akan tersimpan, seperti budaya, pola asuh dsb.
  • Lobus Peritalis terletak di belakang lobus frontalis (di atas kepala agak belakang sedikit) –>disinilah tempat serabut-serabut syaraf menyimpan watak manusia yang secara genetis diturunkan dari orang tuanya.

Disini saya jadi tau, saya ini masuk tipe watak yang mana… (yang mana hayyooo 😀 ) dan juga mengira-ngira watak Disha dan Dika dan juga suami.  Baru tau juga, soulmate itu biasanya (kemungkinan besar) justru memiliki tipe watak yang berseberangan (Sanguinis – Melankolis atau Koleris-Plegmatis)

======================================================================

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari perlunya kita memahami watak manusia adalah:

  • untuk lebih baik lagi melakukan pola komunikasi terhadap orang lain, baik itu pasangan, anak, ortu, teman.
  • Dengan mengetahui ini, kita bisa memperbaiki diri agar kekurangan yang kita miliki bisa diminimalisir..melalui pembelajaran yang akan tersimpan di lobus frontalis otak kita.
  • Dengan mengetahui bahwa watak manusia itu berbeda-beda, maka saya tersadarkan bahwa sebagai ibu tidak perlu  membandingkan anak-anak kita satu sama lain. Setiap manusia (anak) itu UNIK. Kita hanya perlu observasi dan kemudian evaluasi terhadap setiap anak, agar keunggulan yang ada tidak menjadi liar dan kekurangan yang ada tidak merusak.